Apa Itu Ruam Popok dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Walaupun kulit bayi sudah dijaga sebaik mungkin agar tidak bermasalah, tapi masalah ruam popok tetap bisa hadir. Hal itu disebut juga sebagai dermatitis popok, ruam popok adalah masalah kulit yang muncul di area kulit bayi yang tertutup popok, biasanya di area selangkangan, genital, dan bokong. Masalah ini mempengaruhi sampai 50 persen bayi pemakai popok dan mencapai puncaknya pada usia 9—12 bulan.1
Apa Itu Ruam Popok?
Popok umumnya dikenakan bayi untuk menyerap urine dan feses agar tidak menempel di kulit bayi dalam jangka waktu lama, sehingga bayi dapat merasa nyaman. Pemakaian popok yang memiliki daya serap tinggi juga membantu orang tua agar tidak sering mengganti popok. Namun, pemakaian popok yang terlalu sering diikuti dengan masalah kulit berupa munculnya ruam atau kemerahan di kulit yang tertutup popok.
Ruam popok bisa dialami oleh bayi pemakai popok jenis apa pun, baik popok kain maupun popok sekali pakai. Bayi yang mengalami masalah ini biasanya menjadi lebih rewel dari biasanya dan sering menangis karena merasa tidak nyaman.
Pada kasus yang ringan, ciri-ciri ruam popok berupa bercak merah, terasa gatal, muncul benjolan-benjolan kecil, bersisik, dan lecet.2 Kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-4 hari dengan perawatan yang tepat. Namun jika sampai terjadi luka yang menyebabkan rasa sakit, maka orang tua disarankan untuk memeriksakan bayi ke dokter agar tidak terjadi infeksi dan ruam bertambah parah.
Penyebab Ruam Popok
Pemakaian popok yang terlalu sering dan lama dapat menyebabkan kulit menjadi lembap dan basah akibat kurangnya paparan udara. Paparan amonia dari urine dan enzim-enzim dari feses membuat pH kulit meningkat sehingga kondisi mikroorganisme yang secara alami terdapat di kulit menjadi terganggu. Akibatnya, pertahanan mikroorganisme ini melemah menghadapi serangan patogen dari lingkungan.3
Kondisi ini dapat mempengaruhi lapisan stratum corneum dan melemahkan fungsi skin barrier-nya, sehingga agresor dari lingkungan dengan mudah menembus kulit4. Kulit yang lembap dan basah dalam jangka waktu lama juga membuat kulit menjadi lebih lunak. Akibatnya, saat bergesekan dengan popok, kulit rentan menjadi lecet dan mudah terinfeksi jamur dan bakteri.
Bayi baru lahir yakni usia 0-3 bulan jarang mengalami ruam popok karena popoknya sering diganti. Masalah ruam popok sebenarnya lebih sering terjadi pada bayi di atas usia 3 bulan dan usia 1-3 tahun karena popok mereka lebih jarang diganti. Selain itu, saat tumbuh gigi, mereka lebih rentan mengalami ruam popok.
3 Jenis Ruam Popok
Berdasarkan penyebabnya, ada beberapa jenis ruam popok yang umum terjadi,5,6 yaitu:
- Dermatitis kontak iritan
- Dermatitis kontak alergi
- Infeksi
Merupakan penyebab ruam popok yang paling utama. Gesekan kulit yang basah dengan urine dan feses di popok membuat kulit menjadi iritasi sehingga muncul ruam.
Merupakan reaksi kulit saat kulit terpapar zat-zat pencetus alergi. Ruam umumnya muncul akibat pemakaian produk perawatan kulit yang memiliki kandungan bahan pencetus alergi, bisa juga akibat pengaruh detergen yang digunakan mencuci popok kain atau bahan yang terdapat di popok sekali pakai.
Infeksi jamur merupakan infeksi yang menjadi penyebab ruam popok paling umum, diikuti dengan infeksi bakteri. Infeksi jamur ditandai dengan bercak merah terang yang memiliki batasan berupa sisik, serta muncul benjolan-benjolan kecil. Tidak seperti dermatitis kontak iritan, infeksi jamur juga menyerang bagian lipatan kulit. Jamur bisa menjadi penyebab infeksi primer dan sekunder, sementara bakteri kebanyakan merupakan penyebab infeksi sekunder.
3 Cara Mengatasi Ruam Popok
Untuk ruam popok paling umum yang disebabkan oleh dermatitis kontak iritan, cara-cara7 berikut ini bisa membantu mengatasinya. Untuk ruam yang disebabkan oleh dermatitis kontak alergi, infeksi, dan dermatitis seboroik, sebaiknya bayi diperiksakan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
- Ganti popok sesering mungkin
Selain untuk mencegah kulit menjadi sangat lembap dan basah, mengganti popok lebih sering membantu menghindari kulit terpapar urine dan feses terlalu lama. Sebaiknya gunakan popok dengan daya serap tinggi.
- Bersihkan kulit dengan lembut saat mengganti popok
Kulit di area popok bisa dibersihkan dengan air dan sabun lembut untuk menghindari gesekan kulit dengan benda lain. Setelah bersih, biarkan bayi tanpa popok selama beberapa saat agar kulit dapat kering dengan sendirinya.
- Oleskan krim pelembap untuk perawatan kulit sekaligus pencegahan ruam
Krim pelembap dapat membantu memperbaiki kondisi stratum corneum yang rusak sehingga fungsi skin barrier kembali optimal. Selain itu, krim pelembap juga menjadi lapisan yang mencegah urine dan feses bersentuhan langsung dengan kulit. Pilih krim yang tidak mengandung fragrancedan aman digunakan untuk kulit sensitif, oleskan tebal saat mengganti popok.
Krim Pelembap yang Membantu Memperbaiki Skin Barrier di Area Popok
Untuk membantu fungsi skin barrier kulit di area popok kembali optimal setelah menurun akibat ruam popok, kamu bisa menggunakan CeraVe Moisturising Cream. Tak perlu khawatir karena krim pelembap ini aman digunakan untuk kulit bayi yang sensitif karena tidak mengandung wewangian dan hypo-allergenic.
CeraVe Moisturising Cream mengandung tiga ceramide esensial yang identik dengan ceramide alami di kulit untuk membantu memperbaiki dan merawat skin barrier. Teknologi Multi-Vesicular Emulsion (MVE) mengontrol pelepasan ceramide secara perlahan sehingga kulit terhidrasi sepanjang hari. Krim pelembap ini juga mengandung hyaluronic acid yang membantu menghidrasi kulit kita.
Mengoleskan CeraVe Moisturising Cream di kulit area popok yang terkena ruam dapat membantu menyamankan kulit bayi, membantu menjaga kekuatan skin barrier, serta menjaga kulit dari permasalahan akibat skin barrier yang rusak.
Sebelum pemakaian, sebaiknya bersihkan dulu kulit bayi menggunakan CeraVe Hydrating Cleanser. Pembersih ini tidak mengandung pewangi dan sabun, serta bersifat non-comedogenic, pH seimbang, dan diuji aman untuk kulit sensitif.
Bantu kulit bayimu untuk pulih saat terkena ruam popok dengan CeraVe Moisturising Cream dan CeraVe Hydrating Cleanser. Kedua produk ini bisa dapatkan di Official Store CeraVe Indonesia (Watsons dan Guardian) dan di online marketplace ternama (Shopee, Tokopedia, dan Lazada).
-
Referensi
- Cohen, B. (2017). Differential Diagnosis of Diaper Dermatitis. Clinical Pediatrics, 56(5_suppl), 16S-22S. https://doi.org/10.1177/0009922817706982
- Parker, S. J. (2023, October 9). Diaper Rash: Causes, Symptoms, and Treatment. WebMD. Retrieved July 2, 2024, from https://www.webmd.com/parenting/diaper-rash-treatment
- Dib, R. (2021, August 25). Diaper Rash: Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. Medscape. Retrieved July 2, 2024, from https://emedicine.medscape.com/article/801222-overview?form=fpf
- Ibid
- Cohen, B. (2017). Differential Diagnosis of Diaper Dermatitis. Clinical Pediatrics, 56(5_suppl), 16S-22S. https://doi.org/10.1177/0009922817706982
- Ojeda, A. B. B., & Mendez, M. D. (2023, July 3). Diaper Dermatitis. StatPearls - NCBI Bookshelf. Retrieved July 2, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559067/
- Ibid